Social Icons

Pages

23/12/13

Surabaya: Kota Pusaka (3)

Setelah pada blog sebelumnya membahas tentang pusaka budaya ragawi, untuk blog ini kita akna membahas tentang pusaka budaya tak ragawi. Merupakan suatu kekayaan masa lalu yang sifatnya abstrak, tidak terwujud secara fisik, teapi mengandung nilai, manfaat, makna, keahlian dan lain-lain yang sangat tinggi dan bermanfaat bagi kehidupan. UNESCO menegasakan bahwa, “Warisan budaya tak benda” adalah berbagai praktek representasi, ekspresi, pengetahuan, ketrampilan yang diakui oleh berbagai komunitas, kelompok dan dalam hal tertentu perseorangan sebgai wujud warisan budaya meeka (sumber konvensi UNESCO untuk Perlindungan terhadap Warisan Budaya Tak Benda, 2003

1. Seni Ludruk
Seni Ludruk
Satu dari puluhan seni tradisional yang hampir mengalami kepunahan adalah ludruk. Kesenian tradisional ini bernasib hampir sama dengan seni tradisional lainnya seperti wayang dan ketoprak. Ludruk merupakan drama tradisional yang diperankan oleh sebuah grup kesenian dalam sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari. Pertunjukannya diselingi lawakan dan diiringi gamelan.

Kesenian ini sekarang masih bias di nikmati di Surabaya Mall People Amusement Park (THR) dan Taman Budaya Cak Durasim, walaupun pertunjukannya digelar tidak rutin. Perkumpulan Ludruk yang kini masih tersisa di Surabaya di antaranya Ludruk Irama Budaya, yang menetap di gedung Pulo Wonokromo, Ludruk RRI, masih ada karena adanya program siaran Ludruk, dan beberapa kelompok yang masih main apabila ada tanggapan (undangan), seperti Sidik CS dan Kartolo CS.(sumber: dinas Pariwisata Kota Surabaya).

2. Tari Reog

Tari Remo

Tari Remo merupakan tari selamat datang khas Jawa Timur yang menggambarkan kharakter dinamis Masyarakat Surabaya / Jawa Timur Yang dikemas sebagai gambaran keberanian seorang pangeran.tarian itu diiringi dengan musik gamelan dalam suatu gending yang terdiri dari bonang, saron, gambang, gender, slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan gong dan irama slendro.

Biasanya menggunakan irama gending jula-juli Suroboyo tropongan, kadang kadang diteruskan dengan walang kekek,gedong rancak, krucilan atau kreasi baru lainnya. Tari remo dapat ditarikan dengan gaya wanita atau gaya pria baik di tampilkan secara bersama-sama atau bergantian. biasanya tari ini di tampilkan sebagai tari pembukaan dari seni ludruk atau wayang kulit jawa timuran.

Penarinya menggunakan jenis kostum yaitu sawonggaling atau gaya surabaya yang terdiri dari bagian atas hitam yang menghadirkan pakaian abad 18,celana bludru hitam dengan hiasan emas dan batik, dipinggang ada sebuah sabuk dan keris, dipaha kanan ada selendang menggantung sampai kemata kaki. Penari perempuan memakai simpul(sanggul) di rambutnya di sebutkan bahwa tarian remo ini di promosikan sekitar tahun1900, yang kemudian dimanfaatkan oleh nasionalis indonesia untuk berkomunikasi kepada masyarakat.( Sumber: Dinas Pariwisata Kota Surabaya)

3. Undukan Doro
Undukan Doro, Undukan Burung Dara (Merpati), Merupakan adu balap burung merpati yang di negara lain belum ada, dengan mengadu dua atau lebih pasangan merpati. Merpati jantan dilepaskan dari jarak 1.000-1.300 meter sedangkan yang betina dipegang dengan cara di Geber oleh seorang joki Merpati yang cepat sampai adalah yang menang. Keseniantradisional ini dulu sering dilakukan pada saat panen padi usai. Akan tetapi di Surabaya dapat dinikmati dilapangan Jl. Suka Manunggal Jaya, Lapangan Water Park Pantai Ria Kenjeran, Lapangan Utara Taman Hiburan Pantai, Laguna, Tinjang dan Tambak Wedi.(sumber: Dinas Pariwisata Kota Surabaya)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates