Manusia memang terlahir dengan segala kelebihan
dan kekurangan, di balik itu semua pasti ada rencana Allah swt yang luar biasa.
Garis hidup atau dalam bahasa islaminya disebut dengan qodar atau takdir kita
hidup di dunia ini memang sulit ditebak, tetapi semua itu bisa kita kendalikan
dengan seksama dan sesuai dengan keinginan kita. Lantas bagaimana hal itu bisa
terjadi ???
Manusia tercipta sebagai HAMBA, sebagai ABDI,
jika kita bisa melihat ABDI DALEM di Kraton Jogja ataupun Solo semua menghamba
kepada pimpinan tertinggi keraton yaitu RAJA atau SULTAN. Mereka akan menuruti
segala apa yang menjadi titah atau perintah raja, dan mereka merasa terhormat
jika dapat dan sukses melaksankannya. Begitu pula manusia yang notabene adalah
hamba dari PENYEBAB SEGALA SEBAB, Causa Prima, MAHA TUNGGAL, MAHA ESA, yaitu
TUHAN. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan kita bisa melanggar dan tidak
melaksanakan perintahnya.
Segala perintah itu memamng berat, tetapi Tuhan
punya maksud dibalik tiu- sperti yang sudah saya katakana tadi- bahwa kita
hanya bisa menerima , menjalankan, dan menjaganya seperti apa yang diperintahkanNya.
Cukup simpel kan??
Tapi apa yang menyebabkan kit amerasa berat,
besar, dan males-malesan mengerjakan perintahnya tersebut??
Jawabannya cuma satu yaitu kiita belum pasrah
sebagai hamba, kita masih menyelipkan rasa ke-AKU-an yang tidak menggebu-gebu
dalam qolbu atau hati kecil kita.
Sadarkah kita bera;a banyak sudah nikmat yang
diberikan kepada kita tanpa kita meminta kepada yang punya ini semua. Udara
(O2), air (H20), kita terlalu sombong untuk mengatakan saya hambaMu, saya
IKHLAS menerima apa yang telah
KAU gariskan padaku.
Keikhlasan ini bukan berarti kita pasrah begitu
saja, tetap dibarengi dengan aksi. INGAT hukum aksi reaksi. ADA AKSI PASTI AKAN
MENIMBULKAN REAKSI.
Ikhlas adalah bentuk kepasrahan tingkat tinggi
, kalau saya bisa katakan, di titik inilah ajaran MANUNGGALING KAWULA GUSTI itu
berlaku. Menyatunya ruh (baca: jiwa) kita dengan dzat ghoib yang menjadi CAUSA
PRIMA tadi, penyebab dari segala sumber sebab.
Tapi ada benang merah yang harus kita
perhatikan, ikhlas tidak akan pernah kita bisa perhitungkan, yang ada adalah
kita lakukan dan lakukan. Praktekkan dan praktekkan.
Saya ambil contoh; ketika saya sakit perut ,
saya hanya berfokus kepada rasa sakitnya saja, tetapi setelah saya piker
kembali sakit ini semua datangnya dari Tuhan. Tuhan adalah maha penyayang
umatNya. Kemudian saya merenung dalam mengenal siapa perut itu sendiri, dan
siapa pencipta perut , dan lakukan perbincangan dengna perut yang melilit tadi.
Ajak perut berdialog, dan minta maaflah padanya. Saya lakukan itu dengan sadar
dan ikhlas meminta bantuan dari pembuat perut Itu sendiri, dan Alhamdulillah
semunya bia kembali seperti semula.
SATUKAN JIWA, LAKU DENGAN TUHAN KITA. TUHAN
MAHA MELIHAT, TUHAN PASTI AKAN MENGABULKAN SEGALA HAJAT KITA, SELAGI KITA
BERBICARA DENAGAN KATA HATI SUCI KITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar