Sebelum saya mengungkap lebih jauh ijinkan saya untuk bertanya kepada pembaca sudahkah ANDA memiliki MIMPI , kalau jawabannya "ya", mungkin itu jawaban yang ingin saya dengarkan, tetapi kalau jawabannya "tidak" mari kita bersama-sama bermimpi. Apakah salah jika hanya menggunakan imajinasi kita untuk menggapai MIMPI kita di dunia khayal????????Tentu saja tidak thoooo!
Imajinasi kita gunakan asal jangan sampai merugikan orang lain.
Saya ambil sebuah contoh kasus lah yang lebih gampang:
Di sebuah desa tepatnya PALIYAN, Jogjakarta. Desa itu terkenal dengan tanah kapur, miskin air, dan jauh dari perkotaan, sehingga untuk melihat mobil saja harus berjalan sepanjang lebih kurang 20menit. Disitu terdapat seorang anak yang menurut sisi akademis tidak termasuk kelompok sepuluh besar, hingga suatu hari pada saat pelajran mengarang, anak tersebut disuruh gurunya untuk mengarang APA MIMPI-MU???. Dengan tema yang begitu sederhana anak tersebut akhirnya mengerjakan tugas rumahnya dipematang sawahnya sambil menjaga padi dari serangan burung-burung yang mulai hinggap di buah padinya yang mulai menguning. Disitu dia hanya menulis apa yang ada dalam benaknya, entah apa membuat dia mengarang dan mencetuskan MIMPI ITU di selembar kertas hasil minta ke salah satu temannya.
Sampai di hari mengumpulkan tugasnya, Gurunya menyuruh masing-masing murid untuk membacakan isi CERTIA MIMPInya. Setelah namanya disebut anak itu langsung maju dan membaca dengan semangat, belum sampai samapi akhir cerita keadaan kelas gaduh tak terkendali dan sang gurupun memarahi ANAK yang maju itu, dia berkata,"Cerita macam apa yang kamu buat ini, bukan bualan yang saya minta tetapi ceritakan apa mimpimu". Nilai D akhirnya dialamatkan ke ANAK itu, jika dia ingin memperbaiki nilai tersebut gurunya menyarankan untuk membuat karangan baru lagi.
sesampainya dirumah anak itu langsung mengadu ke Ibunya, dia berkata,"Bu, tadi karanganku di ejek sama teman-teman aku dan bu guru juga berkata bahwa dia butuh karangan impian bukan bualan." Ibunya dengan tersenyum lantas menjawab," Le opo tho mimpimu?". Dengan semangat dia menceritakan kembali sembari mengambil secarik kertas yang berisi karangannya tersebut.
lantas dia membacakan ceritanya ,"Aku sekarang adalah anak desa yang hanya bisa bermimpi untuk bisa memiliki lahan sawah yang sangat luas hingga luasnya sampai ujung mata memandang. dan di tengahnnya ada sebuah rumah yang isinya segala perabot yang harganya sangat mahal dan hanya orang yang sangat banyak uanglah yang bisa memiliki perabot-perabot tersebut. Setelah itu aku membuat sangkar burung yang sangat besar, agar mereka tidak mengganggu di sawah ku karena mereka sudah aku beri makan di dalam sangkar yang besar itu. Dan semua mimpi aku itu ingin aku capai sebelum peringatan usia lima puluh tahunku. Terima kasih."
Hanya itu saja yang dituliskan anak tersebut.
Dengan bijak ibunya berkata, " Opo kuwi memang sing kowe impikan dari atimu,Nak ora cuma abang-abange lambe?" Dengan cepat dia menjawab,"Ora bu kuwi memang sing ono ning njero atiku", lantas ibunya menjawab singkat," Yo wis." "Lha ibune piye tho kok ora ngendika opo-opo maleh? tanya anak itu dengan sedikit emosi. " kuwi mimpimu yang sebenere thooo, kalau begitu ya sudah, ndak ada orang lain yang dapat menghalangi tercapainya mimpimu kuwi, kowe kudu memperjuangke."
Seminggu telah berlalu giliran pelajaran mengarang , hanya tinggal ANAK ini saja yang masih belum kompeten nilainya, akhirnya dia mencamkan betul apa kata IBUnya. Dengan semangat dia menceritakan cerita yang sama, baru mencapai beberapa kalimat Ibu Gurunya menyuruh anak tersebut untuk duduk dan mengakhiri ceritanya. Ternyata nilai D masih dipegang anak tersebut, hingga dia lulus sekolah tersebut, nilai yang paling jelek ya cuma itu D.
Setelah lebih kurang dua puluh lima tahun, Ibu guru tadi mengajak baru murid di sekolah tersebut untuk berkunjung ke suatu tempat yang sangat luas, dimana terdapat berbagai macam burung yang ditempatkan pada sangkar yang berbentuk kubah, dan terdapat sebuah lahan persawahan plus tempat penggilingan padinya. Disana beliau berkesempatan untuk mendampingi para siswanya untuk mewawancarai si Empunya. Ternyata mereka diijinkan untuk mewawancara di rumah beliau, disitu Ibu guru tersebut terkejut yang sangat laur biasa, betapa tidak beliau melihat secarik ketas yang dipigura dan ada tulisan huruf D berwarna merah dan dilingkari sangat besar.
Ya benar ini adalah rumah muridnya yang paling kekeh untuk tidak merubah karangan tentang mimpinya.
Itulah kekuatan MIMPI yang luar biasa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Cerita ini adalah cerita nyata yang pernah dirasakan oleh Orang terdekat saya dan beliau sangat menginspirasi Saya.
Terima Kasih PAK..................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar