Sebagai kawasan urban , kauman yogyakarta menjadi kampung yang bisa dibilang msih terjaga budayanya. sebagai tmpat tinggal abdi dalem urusan agama - abdi dalem pametakan. kampung ini dibangun pada tahun 1773an sejaman dengan pembangunan masjid gede, yang menjadi landmark kampung kauman. sebagai kampung tua yang berada di pusat kota jogja, kauman menyimpan bangunan tua bersejarah, dan beberapa diantaranya masih terlihat terawat dan beberapa yang lain berubah fungsi, sesui dengan kebutuhan ruang pemiliknya sekarang.
Dalam upaya pelestarian bngunan-bangunan tua dan bersejarah
di kampung kauman, bisa dilihat dari
nilai keistimewaannya. adapun
kelebihan kampung kauman Jogja adalah:
1. kauman kampung santri tertua di jogja. (1773)
2. kampung kauman turut serta dalam mempertahankan NKRI pada
thun 1945-1949an.(monumen syuhada fisabilillah kauman darussalam)
3. kampung Kauman adalah tempat lahirnya muhammadiyah (1912)
4. bangunan pengusaha batik di era awal abad 19 hingga
pertenghn abd 20an masih relatif utuh.(batik handel hadji moeh, batik hadji
noer, dan lainnya)
5. budaya dan kehidupan sosial msyarakatnya menceriminkan
keharmonisan ajaran Islam dan tradisi jawa yang telah terjalin lebih dari satu
abad. (grebeg sekaten, grebeg syuro, grebeg syawal, oblog-oblog, gong sekaten)
Melihat lima keistimewaan diatas
bisa diterangkan jika kauman memiliki makna dan cerita sendiri yang unik.
Sebagai bagian dari catur gatra tunggal tatanan
kota kuno jawa atau lebih tepatnya tatanan kerajaan mataram Islam, Kauman
Yogykarta memiliki keistiewaan dibandingkan dengan kauman Kasunanan Surakarta,
dimana keduanya adalah keraton mataram
islam yang masih lestari keberadannya.
pada tahun 1930 seorang bumiputera pegawai belanda
menjelaskan dan mengejewantahkan bagaimana keadaan kampung kauman sebagai
kampung santri yang hidup dipinggir kawasan jeron benteng keraton dan
saksi berdirinya Muhammadiyah .
......apabila malam
hari seseorang berjalan-jalan di Kauman, maka dari dalam rumah-rumah terdengar
orang membaca ayat-ayat Al Qur'an dan dari pintu-pintu setengah terbuka,
kelihatanlah anak-anak laki dan gadis-gadis berkerumun disekitar lampu
mendapatkan pelajaran agama. Menjelang maghrib akan dijumpai laki-laki dan
perempuan yang berduyun-duyun menuju masjid untuk melakukan ibadah, para wanita
menyandang rukuh yang berwarna putih di lengannya. Namun, kehidupan seperti
ini, yang kelihatannya jauh dari kehidupan keduniaawian, pernah pula
menyaksikan kejadian bersejarah. Dari tempat itulah lahir
Muhammadiyah...............
Dari gambaran diatas, beberapa hal masih bisa kita saksikan,
semisal orang berbondong-bondong ke masjid tatkala adzan telah berkummandang,
anak laki dan perempun berlarian saat sore menuju tempat belajar ngaji mereka.
ini lah keistimewaan kampung santri tertua di jogja ini.
berbicara kauman tentu kita akan berpikir tentang batik,
seperti di terangkan di dalam buku KOTA YOGYKARTA TEMPO DULU Sejarah Sosial
1880-1930, disana diterangkan dari desa pesantren dan pakuncen tumbuh pengrajin
antara lain perak dan batik, di Kauman sendiri industri btiknya berjumlh kurang lebih 26
buah , yang masih dimikmati hingga saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar